Yeremia 48, 49
2021, 7 Maret
Yeremia 48,49:1-8
2 Timotius 1
Kami telah mendengar tentang keangkuhan Moab, alangkah angkuhnya
dia, tentang kesombongannya, keangkuhannya dan kecongkakannya, tentang tinggi
hatinya. Moab akan musnah sebagai
bangsa, sebab ia membesarkan diri terhadap Tuhan .
Yeremia 48:29, 42 TB
Lanjut dengan nubuat Yeremia untuk bangsa lain, selanjutnya adalah
Moab. Tuhan hendak memusnahkan bangsa ini karena kesombongan mereka, mereka
masih bersimpuh pada kekuatan dan harta bendanya, dan juga kepada dewanya.
Dari ini saya belajar lagi seperti hari kemarin bagaimana untuk
tidak congkak dan membesarkan diri. Hal ini bisa muncul tanpa disadari ya
ketika malah di saat saya merasa sangat “rohani”, pada saat merasa diri sedang
“oke” dan terlibat/dipercayakan banyak hal. Hati yang licik mulai mengincar
untuk “sedikit” membesarkan dii. Ini loh “murid kesayangan Tuhan”, “ini lhoh
murid yang rohani” dan tanpa sadar mulai merendahkan yang lain dan juga tidak
lagi melakukan pekerjaan untuk kemuliaan Tuhan atau bukan lagi menjalin
hubungan dengan Tuhan yang sungguh-sungguh tapi malah melakukan supaya
dipandang rohani, supaya orang lain menjadi segan dan memandang baik terhadap
diri sendiri.
Berhati-hatilah! Awasilah dirimu supaya jangan menyimpang, supaya
kamu tidak berlaku bodoh! Seperti di Galatian, yang sudah memulai dengan Roh
tapi mulai serong dan fokus dalam daging kembali.
So, tiap hari musti menanyakan dimana posisi hati saat ini! Motivasi
diri sendiri. Selidiki dan kenal hati, lihat apakah jalan ini benar atau tidak!
Mengenai bani Amon. Beginilah firman Tuhan : “Tidak adakah anak
Israel, tidak adakah ahli warisnya? Mengapakah dewa Milkom memiliki Gad, dan
bangsanya mendiami kota-kotanya?
Yeremia 49:1 TB
Mempersiapkan generasi penerus itu penting, jangan semua dilakukan
sendiri, tidak percaya kalau penerus akan dapat melakukan hal dengan benar atau
bahkan dapat melakukan improvisasi dengan lebih hebat! Seperti itulah, Tuhan
menegor bahwa penting untuk mempersiapkan ahli waris untuk melanjutkan pekerjaan
dan juga iman saya.
Bagus sekali yang Paulus ajarkan melalui suratnya di 2 Timotius 1.
Paul memiliki Timotius sebagai anak di dalam Kristus dan menguatkan dan
mendidik Timotius supaya bertumbuh menjadi Pemimpin yang tangguh seperti
dirinya. Paulus benar-benar melibatkan emosinya, mengasihi Timotius dengan
tulus dan bukan hanya menjalin hubungan antara “pemimpin” dan yang dipimpin,
tetapi dengan kasih yang tulus. Paulus juga memberikan challenge yang sesuai
supaya Timotius bisa bertumbuh, Paulus juga selalu mendoakan dan mengingat iman
dan pekerjaan Timotius, meskipun Timotius masih muda dan dalam proses
pembelajaran, Paulus mempercayai bahwa Timotius dalam melakukan tugasnya dengan
benar. So Paulus hanya akan “memonitor” dan “menjadi penasehat” bagi Timotius.
Yaa ini sudah sering diajarkan dalam class leadership. Tapi memang
perlu diingatkan terus menerus supaya tidak lupa melakukan ini ketika
membimbing atau me-raise up/mendevelop people. Make a bounding, supaya menjadi
sehati dan sepikir, dan percaya!
Bapa, saya pun tidak mau menyeleweng ke kanan maupun ke kiri, tidak
mau hati ini yang sudah merdeka dan ditebus kembali ke dalam kedagingan lagi.
Help me Lord to always seeing You…
Terima kasih Tuhan, untuk selalu mendidik dan menjaga saya.
Let’s enjoy today with You Lord 💕
Comments
Post a Comment