About My Journey with God

 Saya memutuskan menjadi murid Yesus dan dibaptis pada 20 July 2014 bersama jemaat lainnya di Gereja Kristus di Indonesia wilayah Jakarta. Saya memulai perjalanan sebagai seorang murid Yesus. Novelis Aldous Huxley berkata:


'Pengalaman bukanlah apa yang terjadi pada Anda, melainkan apa yang aku lakukan dengan apa yang terjadi pada Anda.'
Hanya pengalaman yang dibagikanlah yang dapat membantu orang lain. 

Salah satu ayat favoritku adalah:

Be still and know that I AM GOD - Psalm 46:10

Saya sering bertanya 'Bapa, apakah ada yang akan disampaikan kepadaku?' Gak perlu terburu-buru melakukan sesuatu, memutuskan sesuatu, tapi berdoalah dan dengarkan apa yang Tuhan mau. 

Dari sejak kecil saya sudah terbiasa menjalani segala sesuatu untuk mencapai hal-hal tertentu dan harus menjadi orang yang tidak biasa-biasa saja, seperti harus rangking,  jadi pelajar teladan, ikut olimpiade, ikut kejuaraan olahraga.

Semua itu saya lakukan karena dengan begitu saya merasa akan dikasihi dan disayangi, baik oleh orangtua dan orang lain. Hal ini membuat saya sombong, tetapi ketika saya tidak bisa mencapai apa yang saya harapkan itu akan membuat saya insecure.

Sampai akhirnya saya mengenal komunitas GKDI dan belajar tentang Firman Tuhan secara personal. Saya belajar bagaimana menjadi murid Yesus yang sejati.

Dalam perjalanan saya menjadi murid Yesus, Tuhan terus memurnikan hati saya mulai dari pandangan yang salah, karakter buruk, sampai memperbaiki sinful nature.

Pencapaian merupakan hal yang baik, tetapi akan menjadi sangat buruk jika telah menjadi obsesi dan menggantikan tujuan hidup yang Tuhan sudah berikan. 3 tahun yang lalu saya masih berpikir banyak hal yang ingin dicapai selagi masih muda, dalam karir pekerjaan, secara pendidikan saya juga ingin melanjutkan kuliah, tapi juga tetap ingin terlibat dalam pelayanan di gereja.

Tuhan mengijinkan saya meneruskan kuliah magister saya di universitas yang saya impikan, namun ternyata bekerja sebagai konsultan dan juga mahasiswa itu tidak semudah yang saya bayangkan, begitu selesai ujian mid semester saya berkata kepada pembimbing rohani bahwa “saya menyesal melanjutkan kuliah”. Saya pun sering missing kegiatan bible talk dan pertemuan dalam group kecil karena saya kuliah di hari senin-jumat malam.

 

Tak lama setelah itu, saya harus bekerja di luar kota, di beberapa kota, dan harus mengatur jadwal dengan kuliah sehingga saya harus bekerja di hari sabtu dan minggu supaya jadwal bekerja dan kuliah saya bisa terpenuhi. Pada masa-masa inilah membuat saya sangat menderita karena terpisah dari orang-orang yang saya andalkan dan membuat nyaman. karena biasanya kalau ada permasalahan saya akan cari seseorang yang bisa membantu saya tanpa datang kepada Tuhan terlebih dahulu.

Tapi Tuhan melakukan semuanya ini supaya saya belajar hanya mengandalkan Tuhan dan percaya  Tuhan yang akan menyediakan orang-orang yang akan menolong saya meskipun terkadang orang-orang tersebut bukanlah orang yang saya mau. Saya sangat bersyukur karena sudut pandang saya bisa berubah dan diluruskan.

Tak lama setelah itu, Tuhan kembali mengajar saya, karena saya menjadi egois dan mengandalkan kekuatan sendiri tanpa melibatkan Tuhan, alhasil kuliah saya nilainya tidak sesuaikan dengan yang saya harapkan, dan beberapa hal yang tidak bisa diraih. Saya kembali insecure dan sedih karena saya merasa kegagalan saya akan membuat saya tidak diterima dan dikasihi.

Perasaan insecure dan sedih pun membangkitkan rasa bersalah. Saya kembali teringat kegagalan di masa lalu dan menganggap diri saya tidak layak. Dengan sombongnya saya tidak bertobat dan dengan sengaja berbuat dosa, mencari kesenangan dari dunia, dan saya berharap bisa memberi kepuasan pada diri saya, dan ini adalah gangguan dan jurang yang besar untuk hubungan dengan Tuhan. Sampai pada satu titik, saya lelah menjadi seperti munafik, saya tahu bahwa yang dapat memberikan joyful hanyalah dari Tuhan saja.

Tapi Tuhan baik ya, Tuhan telah melembutkan hati saya. Saya teringat dengan janji yang saya buat pada saat saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Saya bertekad untuk terbuka kepada pembimbing rohani saya dan mengakui segala perbuatan dan dosa-dosa, bersyukur seorang sahabat mendukung dan juga berpuasa untuk hati saya. Tuhan selalu baik, saya kira akan didisiplin atau dimarahi atau dibenci, tetapi ternyata ya memang dimarahi sih, tetapi saya tetap dikasihi. Saya menjalani pertobatan saya, dan sekarang saya sungguh bersyukur karena Tuhan pun terus mengasihi saya, saya seperti anak yang hilang dan ditemukan kembali.

Saya bersyukur karena meskipun banyak kesibukan dan keterpurukan saya tidak menjauhi pertemuan-pertemuan ibadah, karena disitulah saya akan dikuatkan oleh saudara dan saudari di dalam Kristus. Permasalahan atau hal yang akan mengganggu hubungan saya dengan Tuhan mungkin tidak akan hilang selagi saya hidup, tapi saya akan berjaga-jaga dan jangan mencobai diri sendiri dengan menciptakan keinginan-keinginan yang dapat membuat jatuh ke dalam pencobaan.

 

Melalui salib Kristus saya diingatkan kembali bahwa Yesus menerima saya bahkan mati bagi saya saat masih berdosa seperti tertulis di kitab: 

Roma 5:8 (TB)  Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Dan karena Yesus menerima saya apa adanya. Saya merasa bebas atau secure menjadi diri saya. Saya pelan-pelan mulai berani melepaskan topeng kemunafikan saya walaupun saya melakukan kesalahan, saya tahu Tuhan akan tetap menerima saya asal saya mau bertobat dan kembali kepadaNya.

Melalui salib Kristus juga saya bisa melihat dan merasakan betapa besar-Nya kasih Yesus dalam hidup saya, dan karena kasih-Nya itu saya mau menjadikan Yesus satu-satunya Tuhan dalam hidup saya.


Belajar alkitab ada suatu pengalaman terbaik yang aku ambil. Bagaimana aku mengetahui begitu besar kasih Tuhan atas hidupku, menarikku yang berdosa ini menjadi anak-anak-Nya dan murid-Nya, dan Tuhan punya suatu tujuan dalam hidupku. Hanya Tuhan saja yang dapat membuat hatiku penuh dengan sukacita. Hanya Tuhan yang mengerti segala penderitaanku, pergumulan, dan Tuhan memperhitungkan setiap tetes air mataku, dan memulihkan sukacitamu! Yuk, sama-sama belajar alkitab.

Comments

Popular posts from this blog

Siapakah yang boleh datang kepada Tuhan?

Ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun

Nasehat untuk menghadapi orang fasik