Ratapan 2,3

 2021, 17 Maret

Ratapan 2:7-22, 3:1-39

Filemon 1

 

Masa kelam pada zaman Babylonian, gersang, kehancuran, kelaparan. Masa dimana akan sulit sekali melihat pengharapan. Mungkin kalau di zaman sekarang ada penderitaan terjadi akan muncul pertanyaan “kenapa musti hidup jika tidak ada pengharapan dan hanya tampak penderitaan?”

 

Penulis mencurahkan ratapannya, bercerita bagaimana keadaan bangsanya pada saat itu, bagaimana dulunya yerusalem adalah kota yang megah, semua bangsa takut dengan mereka, banyak kemenangan yang mereka dapatkan, tapi saat itu benar-benar terpuruk, bahkan disebutkan akankah ibu memakan anak kandungnya sendiri. Saking hebatnya kelaparan saat itu.  Tapi saya belajar tentang:

 

1.      “kejujuran”

Saya melihat penulis dengan jujur mencurahkan apa yang dia alami dan rasakan, adanya ketakutan, ada kekuatiran, hanya jujur apa adanya di hadapan Tuhan. Mengakui kelemahan di hadapan Tuhan. Tidak mencoba sok kuat tapi benar-benar jujur dengan keputusasaan yang dia alami.

 

2.      “berdoa”

Penulis datang ke dalam doa, meskipun sangat berduka, mempertanyakan keraguannya, bahkan tidak ada satu pun wahyu yang datang, belum ada jawaban dari doa, dia terus berdoa dan datang kepada Tuhan, bukan berdoa kepada berhala pada zaman itu.

 

3.      “beriman”

Meskipun begitu hebatnya penderitaan mereka pada saat itu, penulis memiliki iman bahwa Tuhan tahu yang terbaik dan kesusahan yang mereka alami Tuhan berikan tetapi Tuhan tetap mengasihi mereka.

 

Tak berkesudahan kasih setia Tuhan , tak habis-habisnya rahmat-Nya,  selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!  Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.

Ratapan 3:22-23, 32 TB

 

Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus. Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang-orang kudus telah kauhiburkan, saudaraku.

Filemon 1:6-7 TB

 

Kitab filemon adalah surat yang ditulis oleh paulus, dimana paulus ingin meminta bantuan kepada filemon.

Karena filemon hidup dengan sungguh-sungguh kepada Allah, itupun memberikan sukacita tersendiri bagi paulus. “aku mengucap syukur setiap kali aku mengingat kamu dalam doaku”

 

Refresh – Bagaimana filemon sendiri bisa merefresh hsti rekan sekerjanya mungkin dari penderitaan, kelelahan, ekpektasi yang tinggi, hasil yang belum terlihat dan sebagainya.

 

Apa yang bisa saya lakukan seperti yang filemon lakukan?

 

Meskipun filemon sudah begitu bagus dalam iman, tapi paulus selalu mendoakan filemon, supaya terus bertumbuh di dalam sharing his faith dan terus mengerjakan pengetahuan yang baik diantara mereka untuk Kristus.

 

Belajar untuk terus berdoa di kondisi baik dan juga sulit. Artinya selalu menjalin komunikasi dan hubungan dengan Tuhan apapun kondisinya, supaya tidak jatuh ke dalam pencobaan tetapi terus mengerjakan pekerjaan Tuhan.

 

Thank you Lord for this morning.

 

Let’s enjoy today with You my Lord. 💕

Comments

Popular posts from this blog

Siapakah yang boleh datang kepada Tuhan?

Ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun

Nasehat untuk menghadapi orang fasik