TEMPAT AMAN

TEMPAT AMAN

Hakim-hakim 19:11-12 (TB)  Ketika mereka dekat ke Yebus dan ketika matahari telah sangat rendah, berkatalah bujang itu kepada tuannya: "Marilah kita singgah di kota orang Yebus ini dan bermalam di situ."
Tetapi tuannya menjawabnya: "Kita tidak akan singgah di kota asing yang bukan kepunyaan orang Israel, tetapi kita akan berjalan terus sampai ke Gibea."

Cerita ini tentang seorang lewi yang menjadi pedatang baru pergi ke Betlehem-Yehuda untuk menjemput kembali gundiknya. Dia hendak kembali ke pegunungan efraim, tapi musti bermalam di suatu kota karena hari sudah senja.

Orang lewi ini tidak mau bermalam di sembarang tempat tapi dia mau bermalam di tempat yang menurutnya lebih aman yaitu di daerah kepunyaan bangsanya sendiri karena secara logika, kalau di tempat saudara sendiri tentu tidak akan ada kejahatan.

Bagaimana dengan pemikiran saya? Saya mungkin akan berpikir sama, ketika berada di tempat asing, saya pasti akan merasa aman jika saya punya orang yang saya yakin akan membantu saya dan menjaga saya. Ga cuma saat bepergian sih, bisa juga saat saya sedang lelah dan butuh pencerahan (mencari nasehat) kepada siapa saya akan pergi, tentulah kepada orang yang saya percaya bisa menolong dan memberikan masukan kepada saya.

Hakim-hakim 19:22, 28 (TB)  Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu: "Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia."
Berkatalah ia kepada perempuan itu: "Bangunlah, marilah kita pergi." Tetapi tidak ada jawabnya. Lalu diangkatnyalah mayat itu ke atas keledai, berkemaslah ia, kemudian pergi ke tempat kediamannya.

Tapi apa yang diekspektasikan orang lewi itu salah banget, dia malah mendapat perlakuan yang sangat buruk di tempat yang menurut dia akan aman. Gundiknya mati dan hidupnya terancam. Pasti sedih dan kecewa ya, berharap beroleh rasa aman tapi yang diterima adalah hal yang sebaliknya. Ga selalu aman dan menghasilkan hasil yang baik juga bahkan kadang mengecewakan, ketika saya mau bersandar kepada manusia yang sepertinya bisa sangat saya andalkan, manusia hatinya bisa berubah entah itu menjadi baik atau buruk, tergantung apa yang mengisi hati mereka tiap-tiap harinya. Si lewi ini tidak berdoa dan memohon penyertaan Tuhan dalam perjalanannya, supaya Tuhan menyertai perjalanannya. Si lewi ini mengandalkan hikmat dan pandangannya sendiri.
Bapa, saya belajar untuk selalu melibatkan Tuhan dalam setiap aktivitas, pengambilan keputusan di dalam hidup saya. Sering anggap remeh, begini doang, atau saya lebih dahulu mencari orang yang saya yakin orang-orang tersebut akan membantu saya daripada saya datang terlebih dahulu kepada Tuhan dan memohon penyertaan kepada Tuhan.

Saya sangat bersyukur karena Tuhan selalu menjaga saya dan memiliki timing yang tepat. Bersyukur untuk orang-orang yang Tuhan taruh disisi saya yang membantu menguatkan saya.

Semangat... Lets walk and enjoy today  with You my Lord.😁❤

Comments

Popular posts from this blog

Siapakah yang boleh datang kepada Tuhan?

Ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun

Nasehat untuk menghadapi orang fasik