PERTANYAAN

PERTANYAAN

Hakim-hakim 20:18 (TB)  Lalu orang Israel berangkat dan maju ke Betel. Di sana mereka bertanya kepada Allah: "Siapakah dari kami yang lebih dahulu maju berperang melawan bani Benyamin?" Jawab TUHAN: "Suku Yehudalah lebih dahulu."

Perikop ini menlanjutkan kisah orang lewi yang gundiknya dibunuh dan dia mendapat perlakuan yang buruk ketika melewati kota gibea kepunyaan suku benyamin. Orang lewi ini mengumpulkan suku Israel lainnya supaya memperoleh keadilan. Tentu saja orang akan marah melihat kejahatan dan rasanya ingin menghukum orang yang bersalah itu dengan hukuman yang setimpal. Maka suku-suku Israel itu menyerang suku benyamin, karena suku benyamin tidak mau menyerahkan orang-orang dursila yang jahat.

Hakim-hakim 20:18, 23, 26-28 (TB)  Lalu orang Israel berangkat dan maju ke Betel. Di sana mereka bertanya kepada Allah: "Siapakah dari kami yang lebih dahulu maju berperang melawan bani Benyamin?" Jawab TUHAN: "Suku Yehudalah lebih dahulu."
Kemudian pergilah orang-orang Israel, lalu menangis di hadapan TUHAN sampai petang, sesudah itu mereka bertanya kepada TUHAN: "Akan pergi pulakah kami berperang melawan bani Benyamin, saudara kami itu?" Jawab TUHAN: "Majulah melawan mereka."
Kemudian pergilah semua orang Israel, yakni seluruh bangsa itu, lalu sampai di Betel; di sana mereka tinggal menangis di hadapan TUHAN, berpuasa sampai senja pada hari itu dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan TUHAN.
Dan orang-orang Israel bertanya kepada TUHAN — pada waktu itu ada di sana tabut perjanjian Allah,
dan Pinehas bin Eleazar bin Harun menjadi imam Allah pada waktu itu — kata mereka: "Haruskah kami maju sekali lagi untuk berperang melawan bani Benyamin, saudara kami itu, atau haruskah kami hentikan itu?" Jawab TUHAN: "Majulah, sebab besok Aku akan menyerahkan mereka ke dalam tanganmu."

Saya belajar dari suku-suku ini, mereka menanyakan kepada Tuhan, mereka gak dengan mudah langsung pergi menghakimi dan menghajar kota Gibea. Bahkan mereka berpuasa, menangis serta memberikan korban bakaran kepada Tuhan supaya mereka beroleh hikmat, sebab apa yang mau mereka lakukan dianggap sangat susah karena mereka hendak memusnahakan suku benyamin, saudara mereka sendiri. Mereka tahu apa yang dilakukan beberapa orang di suku benyamin adalah jahat di mata Tuhan. Namun, mereka tetap adalah saudara sendiri.

Untuk memutuskan pilihan yang sulit, apa langkah yang biasa saya lakukan? pertama: panik 😅😂 ya sepeerti itulah. tapi sepertinya saya cukup poker face jadi orang ga begitu liat kecuali orang yang benar mengenal saya, sehingga saya akan sangat lambat mengambil tindakan karena kelamaan galau. Berdoa dan menghadap Tuhan itulah langkah pertama yang musti saya lakukan. Bukan juga saya langsung bertindak, misal karena sudah emosi saya tidak lagi bisa berpikir jernih dan malah menyalahkan orang-orang, mencari kambing hitam untuk dipersalahkan. Atau lari, sebenarnya tahu ada yang salah tapi bersikap cuek dan seolah tidak terjadi apa-apa.Berpikir dan melakukan berdasarkan pengalaman yang saya pernah alami? baik, tapi tidak selalu benar. Pengalaman belom tentu bisa diaplikasikan di semua masalah meskipun mirip. Jadi pergilah berdoa.

Hakim-hakim 20:35, 48 (TB)  TUHAN membuat suku Benyamin terpukul kalah oleh orang Israel, dan pada hari itu orang-orang Israel memusnahkan dari antara suku Benyamin dua puluh lima ribu seratus orang, semuanya orang-orang yang bersenjatakan pedang.
Tetapi orang-orang Israel kembali kepada bani Benyamin dan memukul mereka dengan mata pedang, baik manusia baik hewan dan segala sesuatu yang terdapat di sana. Juga segala kota yang terdapat di sana mereka musnahkan dengan api.

Sesudah Tuhan menjawab doa saya, terus bagaimana? kalo jawaban Tuhan sesuai dengan keinginan saya, ya saya akan lakukan dengan mantap, namun saat jawaban Tuhan tidak sesuai dengan hati nurani saya bagaimana? setengah dilakukan, setengah lagi mungkin saya akan mencari celahnya supaya saya tidak perlu melakukannya?

Hakim-hakim 21:3-4, 15, 20-21 (TB)  katanya: "Mengapa, ya TUHAN, Allah Israel, terjadi hal yang begini di antara orang Israel, yakni bahwa hari ini satu suku dari antara orang Israel hilang?"
Keesokan harinya pagi-pagi maka bangsa itu mendirikan mezbah di situ, lalu mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.
Maka bangsa itu merasa kasihan kepada suku Benyamin, karena TUHAN telah membuat keretakan di antara suku-suku Israel.
Maka mereka berpesan kepada bani Benyamin, demikian: "Pergilah menghadang di kebun-kebun anggur.
Perhatikanlah baik-baik; maka apabila anak-anak perempuan Silo keluar untuk menari-nari, baiklah kamu keluar dari kebun-kebun anggur itu, dan masing-masing melarikan seorang dari anak-anak perempuan Silo itu menjadi isterinya dan pergi ke tanah Benyamin.

Di pasal selanjutnya, orang israel ini menyesal dan kasihan kepada suku benyamin, karena menurut mereka Tuhan menyebabkan keretakan hubungan mereka. Mereka mulai kompromi. Mereka sudah bersumpah tidak akan memberikan keturunan dari suku-suku Israel kepada suku benyamin. Jadi suku benyamin yang saat itu kekurangan wanita tidak dapat meneruskan keturunannya. Lantas suku Israel ini mencari celah siapa sih yang kemarin tidak ikut bersumpah ? supaya mereka bisa dapat dan menjadi istri suku benyamin 🤔.

Licik, saya ga munafik. Pasti ada masa-masa seperti ini. Tetap ga mau melanggar peraturan Tuhan tapi ga mau juga dipandang yang saklek atau radikal banget. Mulai deh kompromi, tidak apa apa sedikit manipulasi toh cuma dikit dan tidak merugikan siapa-siapa, ah sekali-kali ga pergi saat teduh ga dosa kog. Banyak yang bisa dikompromikan.

Bapa, saya mau berjalan dengan Bapa, berikanlah hikmat ya Bapa supaya saya bisa mengambil path yang benar dan bisa memuliakan nama Tuhan. Bapa, saya tahu emosi saya sudah mulai tidak sehat. Tapi beneran saya tidak mau mengeluhkan apa-apa. Saya bersyukur untuk kepercayaan yang Bapa berikan untuk saya. Saya ga mau menyia-nyiakan apa yang Bapa berikan. Saya mau bersukacita dan enjoy bersama Bapa. 😁 Terima kasih Bapa memberikan kesehatan untuk saya, Terima kasih untuk permasalahan yang Tuhan berikan sehingga saya belajar untuk bersikap professional bukan kekanak-kanakan. Bersyukur ada kesempatan untuk meluruskan kesalahan komunikasi, bersyukur untuk orang-orang yang membantu saya mengerjakan tugas, bersyukur untuk keluarga saya, yang terkadang menghubungi hanya untuk berkata konyol, atau meminta pendapat, atau mau pergi untuk menghabiskan waktu yang berkualitas bersama-sama. Bersyukur untuk sahabat-sahabat yang mau dengan setia mendengarkan ide-ide aneh saya, tetap membukakan pintu disaat mereka sudah sangat lelah. Bersyukur untuk orang-orang yang Tuhan  berikan untuk saya bisa jangkau. Bersyukur untuk banyak kesempatan. Pandu saya Bapa, saya pun tidak mau sampai kehilangan prioritas yang benar.

Let's enjoy today with you my Father ❤ 🤗

Comments

Popular posts from this blog

Siapakah yang boleh datang kepada Tuhan?

Ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun

Nasehat untuk menghadapi orang fasik