Mendidik

Morning morning, kesiangan lagi, tadinya mau joging lagi, tapi gak jadi. 😂 Bapa, aku mau balikin lagi, untuk hati yang menyembah, hati yang murni. Aneh banget aku buka notes ku, saat teduhku yang dari 1 samuel 1 kog gak ada ya? aneh. Disitu aku bilang, apa ya yang bisa aku berikan untuk Bapa, sesuatu yang terbaik yang bisa aku berikan untuk Bapa, seperti Hana yang berikan anak kesayangannya satu satunya untuk Tuhan.

1 Samuel 2:30-33  Sebab itu — demikianlah firman TUHAN, Allah Israel — sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapan-Ku selamanya, tetapi sekarang — demikianlah firman TUHAN —: Jauhlah hal itu dari pada-Ku! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.
Sesungguhnya akan datang waktunya, bahwa Aku akan mematahkan tangan kekuatanmu dan tangan kekuatan kaummu, sehingga tidak ada seorang kakek dalam keluargamu.
Maka engkau akan memandang dengan mata bermusuhan kepada segala kebaikan yang akan Kulakukan kepada Israel dan dalam keluargamu takkan ada seorang kakek untuk selamanya.
Tetapi seorang dari padamu yang tidak Kulenyapkan dari lingkungan mezbah-Ku akan membuat matamu rusak dan jiwamu merana; segala tambahan keluargamu akan mati oleh pedang lawan.

Bapa aku belajar dari kisah anak anak imam eli. Jelas banget aku melihat akan adanya konsekuensi dari dosa. Anak anak imam eli, menganggap rendah persembahan, dan malah mencari cari untung dari persembahan yang ada. Akhirnya, Tuhan membatalkan janjiNya kepada keturunannya, dan mereka mati dengan pedang di hari yang sama, kemudian keturunannya gak akan diberkati lagi.

Imam eli pun ditegor, karena dia terlalu lembek dengan anak anakNya, dia gak mendidik dengan keras anak anaknya, sehingga anak anaknya melenceng dari jalan Tuhan. Aku ingat banget dengan cerita ini, karena ibuku pernah bercerita tentang ayat ini dengan hati sedih, dengan berat gitu waktu itu. Ibuku habis berantem hebat sama kakakku, waktu itu aku masih di bangku SD. Ibuku takut terlalu keras dan kasar, tapi disisi lain aku tahu ibuku sayang sama kami. Meski mungkin cara yang dia pakai waktu itu enggak bisa kami terima. Aku sudah lupa juga dulu ngapain. Susah banget yang namanya didik orang. Karena itu aku bersyukur banget dengan orang orang yang sabar, yang Tuhan berikan ke aku. Bahkan Tuhan sendiri didik aku melalui banyak hal. Meski aku berontak berontak, tapi pada akhirannya Tuhan berikan aku pengertian. Gini lho Nak... Obey, aku harus obey. Aku harus mendengarkan, aku harus listen. Patuh, gak kabur kaburan. Buat hati menjadi lembut. Huaahhh. Meski daging seringkali membuat hal hal mudah menjadi berat dan sulit.

Bapa, ampuni aku karena yang namanya kebebalana hatiku, kerasnya hatiku. Suka mood mood an, kadang capek juga, terus jadi egois, gamau perhatiin orang lagi. Maaf ya Be.

Semangat hari ini, gak nyangka udah hari jumat. aku belom tulis report selama 2 minggu kayanya 😨 udah lupa pula ngapain aja. Cepet banget... Bapa, bantu aku ya untuk menjalani satu hari lagi bersama dengan Bapa.

Comments

Popular posts from this blog

Siapakah yang boleh datang kepada Tuhan?

Ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun

Nasehat untuk menghadapi orang fasik