Tuhan sebagai Pendamai

Efesus 2:13-16  Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, 
dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

Paulus mengulang beberapa kali kata 'damai' di perikop ini, Paulus mendeskripsikan bagaimana karakter Tuhan adalah sebagai pendamai. Yesus, repot repot untuk mendamaikan manusia dengan Bapa. Dari karakter pendamai ini pastinya diikuti dengan karakter peduli, pengorbanan, giving, pengampunan, kesabaran, ketekunan, pengasih. Melihat dari kisah hidup Paulus aja, aku bisa melihat betapa Tuhan adalah pendamai. Sebelumnya Saulus, seorang pembunuh, dia termasuk kaum bangsawan, pembantai nyawa pengikut Kristus. Kalau Tuhan marah, bukankah lebih cepet kalau tinggal dicites terus si saulus mati? Tapi Tuhan peduli, Tuhan sabar, Tuhan maha pengasih. Tuhan berikan kebutaan pada Paulus, Tuhan mau giving perhatian dan pengalaman kepada Paulus, supaya Paulus mengenal Tuhan, dan mendamaikan hubungan dia dengan Bapa. Aku yakin juga pasti akan ada ketekunan di sana.

Paulus mengambil keputusan yang sangat tepat yaitu dia bertobat dan menjadi murid Yesus. Kelihatan banget, dari cara Paulus menginjil, Dia benar benar bersyukur karena dia Tuhan peduli dengan dia. Terus apakah aku juga mau jadi pendamai? Untuk peduli dengan orang lain susah banget rasanya Be. Apalagi kalau ada hal hal sulit yang orang lain terima gitu. Sering bingung dan gak ngerti musti ngomong apa, yang aku bisa lakukan hanya beri waktu untuk menemani, menjadi pendengar, hanya beri hugs, kadang beri sedikit kata kata encourage. Ah, jadi ingat si sadness di film inside out. Tapi memang bener kan, kadang aku cuma ingin ditemeni aja.

Bagaimana cara aku bisa menjadi pendamai ya Be? Bertekun dengan orang lain yang mereka mungkin gak pandang aku. Lelah, jenuh, merasa ga dihargai. Tapi ya kalau ingat Yesus, bagaimana Bapa bertekun juga untuk hidupku. Aku selalu berusaha menyangkal diri untuk tetep sapa, untuk tetap ngajak ngobrol, tetep peduli, tetep berdoa untuk orang lain. Berhati hati dengan Roh pemecah, roh itu bisa pakai banyak media untuk menggoyahkan persatuan yang ada di jemaat. Bagaimana sih Be, cara untuk tetap peduli dengan orang orang yang sudah bikin kecewa? Gimana sih cara untuk terus mengasihi orang lain? Jawaban tahu sih. Melakukannya yang susah.

Bapa, hanya Engkau yang bisa berikan aku kekuatan dan mampukan aku melakukan pekerjaan pekerjaan yang baik dihadapan Bapa. Biarkan Tuhan bekerja dalam hidupku. Thank you ya Be. Aku pasti bisa. We are zero to hero karena cinta, aku bisa, kita bisa! 😎 hugs. 💗

Comments

Popular posts from this blog

Siapakah yang boleh datang kepada Tuhan?

Ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun

Nasehat untuk menghadapi orang fasik