Yehezkiel 1-3

 2021, 22 March


Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Ibrani 4:15 TB


Dalam buku ibrani kembali meneguhkan Yesus adalah Imam Besar, tapi bukan seperti imam yang ada, Imam yang memang bertugas untuk menyampaikan korban kepada Allah, namun imam tersebut juga manusia berdosa yang perlu juga memberikan korban untuk penghapus dosa mereka juga. Berbeda dengan Yesus, seorang Imam besar yang tidak berdosa, yang akan menjadi pendamai untuk menghapus dosa-dosa saya.


God uses everything in your path, however painful, for you to gain experience. You can learn to use your pain for someone else’s gain.


Yesus dengan rela hati mau menempuh segala jalan yang menyakitkan supaya saya bisa merasa kesakitannya saya itu sudah dialami Yesus, saya dimengerti bagaimanapun keadaannya, dan meskipun tidak ada orang yang merasakan luka seperti yang saya alami. tapi tidak boleh sampai disitu saja. Kelak, saya juga akan membantu orang lain dengan pengalaman rohani dan juga penyembuhan dari setiap luka saya.


Selanjutnya adalah Yehezkiel, seorang nabi yang mendapatkan pengelihatan pada usianya yang ke 30 tahun (593 BC), pada jaman raja Yerobeam. Sama seperti nabi-nabi lainnya, Yehezkiel diberikan tugas untuk menyampaikan pesan supaya bangsa Israel bangsa yang keras kepala dan tegar hati pergi bertobat. Pengelihatan yang luar biasa dengan visualisasi yang tak terbayangkan suatu makhluk dengan 4 muka: manusia, sapi, singa dan rajawali, dengan memiliki sayap, dengan tangan manusia, dan memiliki kaki seperti kuku sapi. 

Tuhan menanamkan nubuat-Nya ke dalam suatu gulungan, dan Yehezkiel memakan gulungan tersebut yang rasanya manis madu.

Dasyat banget, lebih ke arah menakutkan ya melihat suatu yang sangat tidak biasa dengan nyala kemuliaan. Tugas yang diemban oleh seorang Yehezkiel juga bukan tugas yang mudah, atau tugas yang asal yang bisa dilakukan dengan pilih-pilih tapi semuanya harus dilakukan meski perkataannya tidak didengarkan bahkan ada pertanggungan jawabnya dengan apa yang akan dia putuskan untuk dilakukan.


Sesudah tujuh hari datanglah firman Tuhan kepadaku: “Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku. Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! -- dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu.”

Yehezkiel 3:16‭-‬21 TB


Saya ingat ini sudah pernah dibahas pada saat lesson, seperti tugas saya menjadi murid Yesus, atau pembimbing atau pemimpin? Jika kamu tidak memperingatkan orang supaya ia jangan berbuat dosa, maka kamu akan menanggung pertanggungan jawabnya atas nyawa orang tersebut.

Benar-benar tidak bisa dikompromisasikan, "you must do it" bukan yang "nice to do". Tidak bisa asal-asalan. Harus menegur jika ada orang berbuat dosa. Lebih baik teguran yang nyata daripada kasih yang tersembunyi.

Tapi saya masih tidak mengerti bagaimana melakukan hal tersebut di jaman sekarang ini, mungkin kalau nabi, Tuhan pasti taruh kuasa supaya mereka bisa memperingati orang untuk bertobat bagaimanapun keadaannya. Banyak alasan yang saya buat pada akhirnya supaya saya membenarkan diri untuk tidak melakukannya. Terlalu penakut untuk menegur orang, apalagi jika orang tersebut bukan brother and sister. Takut dikucilkan. Takut dianggap sok suci padahal diri saya sendiri adalah pendosa yang berat.


Mungkin bukan dengan menegur yang dilakukan oleh nabi, tapi dengan memberikan contohan dan dalam bentuk nasehat dalam kasih. Mencoba untuk lebih memperhatikan sekeliling saya, bukan menjadi diktator tapi dengan belas kasih.


So speechless....


Bapa, saya juga ingat kotbah bang Moses kemarin. Bagaimana fungsi darah Kristus bagi penebusan dosa, Bagaimana kondisi hati saya? apakah yang masih terkontaminasi, di area apa? Dan apakah saya membiarkan Firman Tuhan itu sebagai X-Ray aja, hanya menunjukkan kondisi hati saya tapi tidak dapat menyembuhkan jiwa saya. Padahal darah Kristus telah menyucikan dan menebus hidup saya.


Apa yang terkontaminasi?

. merasa diri benar? tidak mau diubahkan, tidak mau menerima input, pilih-pilih dalam menerima input, tidak mau rendah hati

. tidak punya iman? tidak percaya sepenuhnya, meragukan kekuatan Allah, meragukan diri sendiri

. takut memiliki impian? takut gagal, tidak mau ribet, tidak mau kehilangan kenyamanan, tidak mau sakit

. mengabaikan dosa? atau pilih-pilih dosa mana yang bisa dinyatakan atau tidak.


Saya sadar, sadar banget dengan keadaan saya saat ini tapi ya disini-sini aja, tidak mau beranjak. 


Jimbaran, Bali


Saya tertusuk sampai terharu kemarin, want to cry tapi harus share respon kotbah sudah gitu yang lead kk pembimbing. So scare...


Bapa, jika ada ketakutan maka kasih tidak sempurna... saya pun gampang negative thingking dengan beberapa hal akhir-akhir ini. takut ini takut itu. malas ada konflik... merasa bersalah banget...


Ampuni dosa saya Tuhan, saya juga sudah bukan anak yang baru saja belajar firman Tuhan. Saya sudah dewasa dan mengerti banyak hal. apakah hanya akan membiarkan hati saya tertusuk saja? atau mau melakukan perubahan dan bagian saya? Bapa, bantu saya untuk memperbaiki kesalahan saya. Berikan kebijaksanaan untuk saya dapat melangkah.


Thank you Lord for Your wisdom, Your understanding...


Let's enjoy today with You my Lord 🙏

Comments

Popular posts from this blog

Siapakah yang boleh datang kepada Tuhan?

Ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun

Nasehat untuk menghadapi orang fasik