MISTRUST
2021, 17 Feb
Kejadian 16:1-6 (TB) Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
Berkatalah Sarai kepada Abram:
"Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah
hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang
anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil
Hagar, hambanya, orang Mesir itu, — yakni ketika Abram telah sepuluh tahun
tinggal di tanah Kanaan —, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk
menjadi isterinya.
Abram menghampiri Hagar, lalu
mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia
memandang rendah akan nyonyanya itu.
Lalu berkatalah Sarai kepada Abram:
"Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang
memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia
mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim
antara aku dan engkau."
Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.
Ibrani 11:1-2 (TB) Iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat.
Sebab oleh imanlah telah diberikan
kesaksian kepada nenek moyang kita.
Kejadian 1
Awal mula penciptaan
Ibrani 11:8 (TB) Karena iman Abraham taat,
ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi
milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia
tujui.
Kejadian 12:1-6 (TB) Berfirmanlah TUHAN kepada
Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu
ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang
besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan
menjadi berkat.
Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
Lalu pergilah Abram seperti yang
difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram
berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot,
anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang
yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai
di situ.
Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke
suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang
Kanaan diam di negeri itu.
Abraham percaya kepada Tuhan karena
janji-Nya…
Kejadian 12:10 (TB) Ketika kelaparan timbul di
negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing,
sebab hebat kelaparan di negeri itu.
Janji-Nya belum terlaksana, ternyata tempat
yang Abraham tempati terjadi kelaparan sehingga harus mengungsi. Jadi apa yang
telah dijanjikan tidak sesuai ekspektasi.
Kejadian 13:1-2 (TB) Maka pergilah
Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan
Lot pun bersama-sama dengan dia.
Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak,
perak dan emasnya.
Tuhan tidak tinggal diam, tapi Tuhan selalu
menyertai Abraham.
Kejadian 13:14-18 (TB) Setelah Lot
berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pandanglah
sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat,
utara dan selatan,
Sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan
Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.
Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti
debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu
tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga.
Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut
panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu.”
Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan
menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu
didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN.
Kejadian 15 Allah
meneguhkan kembali covenant nya dengan Abram
Kejadian 17:15-16 (TB) Selanjutnya Allah berfirman
kepada Abraham: “Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi
Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
Aku akan memberkatinya, dan dari padanya
juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan
memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa
akan lahir dari padanya.”
Kejadian 18:9-10 (TB) Lalu kata mereka kepadanya:
“Di manakah Sara, isterimu?” Jawabnya: “Di sana, di dalam kemah.”
Dan firman-Nya: “Sesungguhnya Aku akan
kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan
mempunyai seorang anak laki-laki.” Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang
di belakang-Nya.
Tuhan terus mengulangi janji-Nya kepada
Tuhan.
Kejadian 21:1-7 (TB) TUHAN memperhatikan Sara,
seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang
dijanjikan-Nya.
Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan
seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah
ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.
Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu
Ishak, yang dilahirkan Sara baginya.
Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya
itu, ketika berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya.
Adapun Abraham berumur seratus tahun,
ketika Ishak, anaknya, lahir baginya.
Berkatalah Sara: “Allah telah membuat aku
tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.”
Lagi katanya: “Siapakah tadinya yang dapat
mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku telah melahirkan
seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya.”
Tuhan menggenapi janji-Nya setelah 25
tahun.
Ketika Abram mulai mistrust sama Tuhan,
Tuhan kembali meneguhkan janji-Nya.
Tapi akhirnya Abraham mistrust dan
mempunyai pemikirannya sendiri, dan mencari cara untuk memenuhinya dengan
caranya sendiri.
Abraham mulai tidak berpengharapan dan
menjadi tidak semangat, Sara pun menertawakan pernyataan Allah.
Tuhan terus mengingatkan, meneguhkan, dan
mengulangi janji-Nya
Kejadian 16:1-6 (TB) Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak
beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau
tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri
hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram
mendengarkan perkataan Sarai.
Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil
Hagar, hambanya, orang Mesir itu, — yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal
di tanah Kanaan —, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi
isterinya.
Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah
perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah
akan nyonyanya itu.
Lalu berkatalah Sarai kepada Abram:
“Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan
hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia
memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan
engkau.”
Kata Abram kepada Sarai: “Hambamu itu di
bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Lalu Sarai
menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.
Sarai pun mencari jalan keluar sendiri…
Dan malah menimbulkan banyak pergolakan dan
perseturuan…
Tidak trust kepada Tuhan malah percaya pada
feeling, pengetahuan, pengalaman…
Bagaimana mengembalikan trust kembali
adalah dengan mempelajari dan membaca kembali janji-janji-Nya…
Bangun hubungan kembali dengan Tuhan, jika
kalian dekat dan kenal Tuhan maka kamu akan naturally dapat trust.
Bertobat terhadap dosa, stop entertain
dosanya
Jangan mengandalkan kekuatan dan cara kita
tapi andalkan Tuhan
Comments
Post a Comment