KESETIAAN

KESETIAAN

Maleakhi 2:10-11 (TB)  Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa? Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?
Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing.

Tuhan marah dengan pengkhianat, Tuhan benci dan murka terhadap orang-orang yang tidak setia dan tidak commit dengan apa yang sudah dikatakan sebagai janji. Kontek dari perikop ini membahas tentang perkawinan campur dan juga perceraian. Tapi lebih dalam dari itu, Saya melihat ada orang-orang yang tidak hidup berdasarkan janji yang jelas-jelas baik dan dari Tuhan alam semesta.

Apakah kamu masih ingat dengan komitmen atau janji kamu kepada Tuhan? Entah itu nazar kamu? atau komitmen saat akhirnya kamu mengambil keputusan untuk menyerahkan diri kepada Tuhan melalui baptisan? Yesus sudah berkorban untuk saya sebegitu mahal untuk saya, dan bagaimana saya bersyukur sekarang? atau saya hanya anggap love dari Tuhan hanya sebuah fantasi yang saya ga perlu pegang secara serius? dan beranggapan: eh sepertinya saya tetap baik-baik aja kog waktu seperti sebelum bertobat, atau tanpa janji itu?

Maleakhi 2:13, 15-16 (TB)  Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.
Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!

Tuhan benci dengan perceraian, dan tidak akan berkenan lagi terhadap persembahan yang kamu berikan. Berlakulah setia! Berjuanglah sampai pada akhirnya! Jika ada sesuatu yang Tuhan beri, bersyukurlah. Saat Tuhan memberikan berkat, bersyukur dan sadar itu Tuhan yang memberi. Jangan berubah jadi sombong dan jadi seenaknya, seolah semua itu karena keberuntungan semata atau karena itu hanyalah karena saya mengusahakannya, berjerih payah, terus akhirnya bersikap tidak layak terhadap orang lain. Sama seperti suami istri, orang yang bertindak dengan kekerasan?

Saya belajar dari karakter Tuhan yang setia, Dia yang terlebih dahulu setia. Bagaimana dengan saya? Bagaimana dengan komitmen saya? Jagalah dirimu dan berlakulah setia.

Comments

Popular posts from this blog

Siapakah yang boleh datang kepada Tuhan?

Ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun

Nasehat untuk menghadapi orang fasik