Mengetahui vs mengenal

Morning Bapa

Sedih banget Be, aku baca ayub pasal 15-21. Melihat bagaimana sahabat-sahabat ayub, bukannya memberikan penghiburan tapi malah menghakimi. Ayub yang memang pada awalnya mengalami penderitaan karena dicobai oleh iblis, bukan karena konsekuensi dari dosa yang dia lakukan. Tapi sahabat-sahabatnya ngotot banget si ayub ini salah dan harus bertobat! masa gak salah harus mengakui kesalahan yang gak dilakukan?!

Be, jadi ingat jaman orientasi sekolah dulu ya. Ada ospek. terus kan senior suka cari-cari kesalahan, pokoknya semua salah di buat mereka. Akhirnya temen-temen pada ikut aja waktu dihukum dan disuruh maju, karena takut, gak ada pendirian, terus cari mayoritas, gak mau pertahanin apa yang benar. Ayub dipaksa begitu oleh sahabat-sahabatnya sendiri. Gimana menderita nya ya.

Aku juga melihat, banyak orang-orang tipe kaya sahabat ayub ini. Gatau apa-apa, dengan sangat cepat berbicara. Sok tau. Cari tau dulu napa, apa yang benar-benar terjadi, cari tau gimana kalo aku ada diposisi orang tersebut, berdoa dulu, minta hikmat dari Tuhan. Untuk kamu bisa melihat apa yang benar, bukan bualan. Pernah melihat, orang-orang yang tahu-tahu kasi ayat, tahu-tahu kasi kotbah dan menggurui. Gak mau dengerin dulu, gak mau menyelidiki dulu.

Bapa, aku tahu juga. Kadang keinginan untuk terlihat hebat itu bakal muncul dengan sendirinya, dan akhirnya sok tau. Gak mau nanya dulu. Sebenarnya kalian datang buat menghibur dan menolong? atau mau pamer kehebatan supaya dunia memandang hebat ke arahmu?!

Selidiki lagi prim. Apa motivasi kamu sebenarnya? tulus kah? atau kamu ingin pujian? atau itu kewajiban yang harus kamu lakukan?!

Bapa, aku ngerti kalo gak ada ketulusan disana, aku bakal capek dan mulai menghitung setiap apa yang sudah aku lakukan. Bahkan aku bisa marah, ketika aku berbicara, berniat baik tapi disanggah terus gitu ya. kaya si sahabat ayub itu. Mereka geram ama ayub, karena mereka menganggap ayub ini bebal banget. dikasi tahu gak mau dengerin. Yah gimana, mereka yang salah.

Bapa, aku gamau seperti sahabat-sahabat ayub ini. Terlalu dangkal melihat sesuatu. Bahkan gak bisa melihat orang terdekat nya sendiri. Sombong dan naif banget. Bantu aku bisa melihat hati orang Bapa. Hanya hikmat dari Tuhan saja yang bisa, membedakan mana yang benar dan salah.

Bapa, thank you for remind ini ya.

1 Yohanes 4:18  Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Bapa, aku terngiang ayat ini juga. Aku tahu, aku masih belajar untuk mengasihi, sampai aku juga bisa mengasihi tanpa rasa takut. Mungkin saat itu sangat berbekas dalam ingatan aku. Jadi aku ada rasa takut tersendiri. Tapi aku juga gamau jadi sok tau, seolah-olah orang lain yang salah. tiap punya caranya masing-masing untuk bisa masuk dan mengasihi. Bapa, ajari aku cara mengasihi tanpa ada rasa takut. tapi juga kasih tau aku, saat aku harus berhenti, harus bersabar, harus menggunakan cara lain dan enggak sok tau. Aku mau. hanya saja aku gatau caranya.

Bapa, thank you untuk semuanya. berikan kesehatan ya Be. untuk grup, untuk keluargaku.

Semangat!!!!

Comments

Popular posts from this blog

Siapakah yang boleh datang kepada Tuhan?

Ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun

Nasehat untuk menghadapi orang fasik